Monday, June 27, 2011

Karena Dunia Ini Tak Abadi


Diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib bahwa ia mengatakan : “Sesungguhnya dunia ini perlahan pergi meninggalkan kita, sementara akhirat perlahan berjalan mendekati kita, dan masing-masing memiliki ‘anak’. Maka jadilah kalian sebagai ‘anak-anak akhirat’ dan janganlah menjadi ‘anak-anak dunia’! Sebab hari ini adalah waktu untuk beramal tanpa ada hisab sedikitpun, namun besok (akhirat) adalah waktu untuk melakukan hisab dan tidak ada lagi kesempatan untuk beramal.”

Al-Hasan al-Bashry mengatakan : “Sesungguhnya engkau tidak lain adalah sekumpulan hari-hari, setiap kali satu hari berlalu maka berarti hilang pula sebagian dirimu.”

Seorang saleh pernah mengatakan : “Malam dan siang selalu bergerak cepat mengurangi usia dan mendekatkan ajal. Tidak mungkin berubah lagi, keduanya (siang dan malam) telah menyertai Nuh, kaum ‘Ad, Tsamud, dan begitu banyak generasi di antara mereka. Dan kini mereka telah menghadap Tuhan mereka dan melihat amal-amal mereka. Dan sekarang, siang dan malam telah menjelma menjadi baru kembali, yang tidak pernah peduli dengan apa yang telah mereka berdua alami, karena mereka bersiap untuk melakukan kepada manusia yang tersisa apa yang sebelumnya telah mereka lakukan kepada generasi terdahulu.”

Nabi berujar : “Mereka itu adalah kaum yang sengaja dipercepat kenikmatan mereka di dunia ini, dan kita adalah kaum yang kenikmatannya ditunda hingga hari akhirat.”

Rasulullah SAW mengatakan : “Perbanyaklah mengingat Sang Penghancur segala kenikmatan.”

“Tidak satu jiwa pun mengetahui di bumi mana ia akan  mati.” (Luqman, 31 : 34)

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat ALLAH. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu ia berkata : ‘Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?’ Dan ALLAH sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan ALLAH Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (al-munafiqun, 63 : 26)

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata : ‘Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (al-mu’minun, 23 : 99-100)

Dan ketika kematian menghampiri sahabat Abu Hurairah, beliau menangis. Beliau ditanya : ‘Apa yang membuat anda menangis?’. Beliau menjawab : ‘Jauhnya jarak perjalanan, sedikitnya bekal, dan akhir yang tidak diketahui; entah surga atau ke neraka.’

Saat kematian menjemput ‘Umar bin Abd al-‘Aziz, ia mengatakan : ‘Tuhanku, Engkau telah perintahkan aku, namun aku tidak menjalankan perintah-Mu. Engkau telah memarahi aku, namun aku tidak kunjung mengerti. Hanya saja, aku mengucapkan : ‘La ilaha illallah’.’

Seorang shaleh pernah menuliskan surat kepada saudaranya dengan mengatakan : ‘Wahai saudaraku, engkau mungkin mengira bahwa engkau akan bermukim selamanya. Padahal engkau akan terus menempuh perjalanan, engkau bahkan dituntun ke arah perjalanan itu terus-menerus. Kematian terus berjalan ke arahmu, dan dunia dilipat dari belakangmu. Usia yang telah berlalu, tidak akan dikembalikan padamu pada hari penuh penyesalan.’

Seorang penyair mengatakan : ‘Hari-hari ini tidak lain adalah tahapan demi tahapan. Yang terus mendorong ke arah kematian. Hal paling menakjubkan jika engkau perhatikan adalah tempat perhentian terus digulung, namun sang musafir tetap saja duduk. Tak melanjutkan perjalanannya.’

Seorang shaleh pernah bersyair : ‘Aku sungguh tak tahu, jika aku berharap berusia panjang. Mungkin saat aku tiba di pagi hari, aku tak lagi mampu tiba di sore hari. Tidakkah kau lihat bahwa setiap pagi menjelang. Usiamu menjadi lebih pendek dari yang kemarin.’

Al-Hasan al-Bashry pernah mengatakan : ‘Bersegeralah! Bersegeralah! Sebab hidup ini hanyalah sekumpulan nafas yang andai ia ditahan, maka amal-amal kalian pun akan terhenti. Kematian berada di atas pundak kalian, dan neraka berada di hadapan kalian, maka bersiaplah selalu untuk terjadinya ketentuan ALLAH (kematian) disetiap siang dan malam.’

‘Ali bin Zain al-‘Abidin mengatakan : ‘Seorang asing bukanlah ia yang terasing di Syam atau di Yaman. Seorang asing adalah ia yang asing dalam liang lahat dan kafannya. Perjalananku jauh, namun bekalku tak mencukupi. Kekuranganku masih ada, namun kematian selalu mencariku. Duhai, betapa penyesalan di hati ini begitu membunuhku. Biarkan aku berduka untuk diriku dan menghiburnya. Melewati masa dengan mengingat (mati) dan kesedihan. Shalatilah aku dengan shalat tanpa ruku’, tanpa sujud, moga ALLAH sudi mengasihiku. Turunkanlah aku ke dalam kuburku dengan perlahan. Dalam gelapnya kubur, tanpa ibu, tanpa ayah, tanpa saudara yang menemaniku. Maka janganlah dunia dan keindahannya menipumu. Lihatlah apa yang ia lakukan terhadap yang lain. Duhai jiwa, cukuplah sudah kedurhakaan ini dan kumpulkanlah perilaku terpuji agar ALLAH mau merahmatiku.’

a book By; Dr. 'Amir Sa'id al-Zaibary

Friday, June 10, 2011

Aku rindu kalian sobat.


Aku rindu kalian sobat.
Orang-orang yang teguh menggenggam amanah. Tak mengenal pamrih, materi, bahkan duniawi.
Orang-orang yang tak pernah menginginkan jabatan. Orang-orang yang berjuang diantara peluh dan panas. Tak mengeluh akan keadaan yang kadang menghimpit. Orang-orang yang saling membantu, bukan menjatuhkan satu dengan yang lain.

Aku rindu tempat itu sobat.
Tempat dimana ada tangis dan tawa bersama. Tempat ku temukan cerita perjuangan atas nama ALLAH. tempat ketika rekan adalah sahabat, saudara, dan keluarga.

Aku rindu suasana itu sobat.
Suasana saat makan bersama, berjuang bersama.

Entah..
Aku hanya selalu rindu seperti saat ini.
Ketika aku tau kalian begitu jauh dan aku sendiri. Menapaki jalan panjang tanpa menemukan kalian disekitarnya.

Aku rindu. Selalu begitu..
Apa lagi ketika aku tau… tempat terbaik yang pernah aku singgahi adalah ketika kalian juga berada di tempat itu. Namun kini… kalian tak di sini…

Hikari
@ office 09.06.2011: 17.57